Minggu, 12 Oktober 2014

Proyek Trans-Sumatra Mulai Bergulir

Ruas MedanBinjai akan menjadi prioritas pertama, dengan nilai investasi Rp1,6 triliun. PT Hutama Karya, ke marin, resmi men canangkan proyek jalan tol Trans-Sumatra yang kelak akan membentang dari Bakauheni sampai ke Banda Aceh.

Pencanangan proyek dilakukan bersama dengan Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Keuangan, serta pemerintah daerah. Pencanangan berlokasi di Kebun Semayang, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara.

Direktur Utama Hutama Karya I Gusti Ngurah Putra mengatakan total panjang jalan tol Trans-Sumatra 2.608 km. Trans-Sumatra terdiri dari 23 ruas, yakni 15 ruas koridor utama dan 8 ruas koridor pendukung.

Melalui Perpres No 100/2014 pada 17 September 2014, pemerintah menugasi Hutama Karya untuk menggarap empat ruas pertama. Empat ruas itu, yakni ruas Medan-Binjai (17 km), ruas Palembang-Indrabaya (22 km), ruas PekanbaruDumai (126 km), dan ruas Bakauheni-Terbanggi Besar (139 km). Total investasi untuk empat ruas itu ialah Rp36,3 triliun di luar biaya lahan. Masa konstruksi untuk setiap ruas tiga sampai empat tahun.

“Groundbreaking (ruas Medan-Binjai) ditargetkan pada akhir tahun, setelah mendapat izin resmi dari Kementerian BUMN dan Kementerian PU,“ ujar Gusti.

Wakil Menteri PU Hermanto Dardak mengungkapkan pendanaan Hutama Karya untuk Trans-Sumatra berasal dari penyertaan modal negara, penerusan pinjaman peme rintah, penerbitan obligasi, pinjaman, dan bentuk pendanaan dari Badan Investasi Pemerintah.
“Hutama Karya diberi jaminan pemerintah terkait kewajiban pembayaran, serta pemberian insentif baik dalam bentuk masa tenggang pengembalian pinjaman dan tingkat suku bunga pinjaman,“ ujar Hermanto.

Penugasan kepada Hutama Karya dilakukan atas pertimbangan dari pemerintah dalam rangka akselerasi pembangunan jalan tol di Sumatra yang belum layak secara finansial, tapi layak secara ekonomi.Selain itu, Hutama Karya dianggap berpengalaman dalam pembangunan jalan tol, baik di dalam maupun di luar negeri.

Menko Perekonomian Chairul Tanjung menambahkan, Trans-Sumatra akan menekan biaya logistik, baik itu pengangkutan barang ataupun manusia. Kondisi tersebut akan menaikkan daya saing dan mendorong perkembangan industri di Sumatra.

“Ini sangat monumental dan bersejarah bagi perekonomian Sumatra,“ kata Menko.`Tol' listrik Di samping Trans-Sumatra, dicanangkan pula proyekproyek MP3EI lainnya untuk koridor Sumatra, yaitu proyek transmisi 500 kV Sumatra dan transmisi high voltage direct current (HVDC) interkoneksi Sumatra-Jawa. Kedua proyek itu strategis untuk perkuatan listrik dan menghubungkan listrik Sumatra dengan Jawa.

Proyek transmisi 500 kV Sumatra membentang 360 km di sepanjang sisi timur pulau tersebut. Jaringan transmisi tegangan ekstra tinggi akan berfungsi sebagai `jalan tol listrik' yang menyalurkan tenaga listrik dari pusat-pusat pembangkit ke pusat-pusat beban di Sumatra. Jaringan transmisi sepanjang 360 km itu ditargetkan dapat dibangun mulai akhir 2014 dan beroperasi pada 2017. (E-2) Media Indonesia, 11/10/2014, hal : 18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar